Home / Artificial Intelligence / Bapak AI Waspada: Ancaman Kecerdasan Buatan yang Akan Kuasai Manusia

Bapak AI Waspada: Ancaman Kecerdasan Buatan yang Akan Kuasai Manusia

Tips Tekno – Geoffrey Hinton, pakar kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) terkemuka, mengungkapkan keprihatinannya terhadap teknologi ciptaannya sendiri.

Hinton, yang dikenal sebagai “Bapak AI”, menyatakan potensi AI untuk melampaui kecerdasan manusia dan bahkan mengambil kendali atas peradaban manusia.

Pernyataan ini disampaikannya dalam wawancara dengan CBSNews, menanggapi pertanyaan tentang probabilitas skenario “P (doom)”.

Baca juga: Bapak AI Peraih Nobel: Saya Bangga Murid Saya Memecat Sam Altman

“P (doom)” dalam konteks keselamatan AI merujuk pada kemungkinan terjadinya bencana eksistensial akibat perkembangan kecerdasan buatan.

“Saya percaya, banyak ahli di bidang ini akan setuju bahwa AI berpotensi menjadi jauh lebih cerdas daripada kita dan mengambil alih kendali,” ungkap Hinton.

“Namun, hal itu mungkin terjadi, atau mungkin tidak,” tambahnya.

Hinton tidak merinci makna “mengambil alih manusia”, namun implikasinya bisa mencakup penggantian peran manusia dalam berbagai aspek kehidupan, hingga skenario terburuk berupa konflik antara AI dan manusia.

“Kita tengah berinteraksi dengan teknologi AI yang melampaui pengalaman dan kemajuan teknologi sebelumnya,” ujar Hinton, seperti dikutip KompasTekno dari CBSNews, Selasa (29/4/2025).

“Masyarakat belum sepenuhnya memahami hal ini dan belum menyadari ancaman potensial yang akan muncul dari perkembangan AI di masa depan,” lanjut perintis konsep neural network dan deep learning yang menjadi dasar AI modern.

Baca juga: “Bapak AI” Geoffrey Hinton Raih Penghargaan Nobel Fisika 2024

Seperti anak harimau, menggemaskan namun berbahaya

Hinton menggunakan analogi AI saat ini sebagai anak harimau yang lucu dan menggemaskan.

Namun, ia memperingatkan bahwa anak harimau ini akan tumbuh besar dan berpotensi mengancam, bahkan membunuh, siapa pun, termasuk yang merawatnya.

Kecemasan Hinton berakar pada kecepatan perkembangan AI yang melampaui prediksi dan ekspektasinya.

“Di masa depan, kemungkinan besar AI akan melampaui kecerdasan manusia. Model bahasa seperti GPT-4 saja sudah memiliki akses informasi lebih luas daripada kita, jadi tak mengherankan jika di masa depan AI akan menguasai berbagai bidang,” jelas Hinton.

Meskipun khawatir tentang masa depan AI, Hinton menekankan bahwa manusia tidak perlu panik saat ini. Kemungkinan AI tidak akan menguasai manusia tetap cukup tinggi.

“Jika probabilitas AI menguasai manusia maksimal 20 persen, maka kemungkinan besar, hingga 80 persen, AI tidak akan mengontrol manusia, dan peluang ini jauh lebih besar,” tegas Hinton.

Baca juga: Peringatan Bapak AI: Kecerdasan Buatan Seperti Bayi Harimau, Lucu tapi Berbahaya

Perusahaan AI harus utamakan keamanan

Untuk mencegah skenario terburuk, Hinton menekankan pentingnya perusahaan AI memprioritaskan keamanan dan keselamatan (safety) di atas keuntungan (profit).

Ia mengidentifikasi dua ancaman utama dari AI: potensi AI untuk menguasai manusia, dan penyalahgunaan AI oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

Penyalahgunaan ini meliputi serangan siber (cyber attack), penipuan (phishing), pembuatan virus baru, dan kejahatan lainnya.

Mantan karyawan Google ini menyarankan agar perusahaan AI mengalokasikan sekitar sepertiga dari kapasitas komputasinya untuk pengembangan keamanan AI.

Hinton sendiri mengundurkan diri dari Google pada Mei 2023 karena ketidaksetujuannya terhadap fokus perusahaan, khususnya pengembangan AI untuk kepentingan militer.

“Saat ini, perusahaan AI besar seperti Google cenderung mengabaikan regulasi AI, yang memang belum ada,” kata Hinton.

“Jika perusahaan-perusahaan besar tersebut mengembangkan regulasi AI yang berfokus pada masa depan dan kemanusiaan, saya akan sangat mendukung,” pungkas Hinton.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *