tipstekno.com Ketiga raksasa teknologi Tiongkok, Alibaba, Tencent, dan JD.com, membukukan peningkatan laba yang signifikan dalam laporan keuangan terbaru mereka.
Peningkatan kinerja ini didorong oleh kebangkitan daya beli konsumen di China dan peran krusial kecerdasan buatan dalam sektor periklanan.
Alibaba mencatat kenaikan penjualan dari unit e-commerce Taobao dan Tmall sebesar 9 persen secara tahunan, mencapai 101,37 miliar yuan (sekitar Rp222 triliun) pada kuartal yang berakhir 31 Maret 2024.
Angka tersebut melampaui proyeksi analis FactSet yang memperkirakan 101,37 miliar yuan.
“Pendapatan dari sektor e-commerce dan iklan menjadi kejutan positif karena sebelumnya ada kekhawatiran bahwa tarif akan menekan perilaku konsumen,” ujar Kai Wang, analis pasar ekuitas Asia dari Morningstar, seperti dikutip CNBC pada Senin (19/5/2025).
Baca juga: Pembatasan Gratis Ongkir, Komdigi: Tidak Menyentuh Ranah Pomosi oleh E-commerce
Laporan keuangan ini merefleksikan kondisi sebelum meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China pada bulan April.
Pada saat itu, kedua negara saling menerapkan tarif baru yang melebihi 100 persen.
Meskipun sempat diumumkan masa tenggang 90 hari untuk beberapa tarif, dampaknya tetap terasa pada konsumsi masyarakat.
Menurut Charlie Chen dari China Renaissance Securities, ketegangan perdagangan menimbulkan ketidakpastian bagi usaha kecil dan menengah. Namun, ia memprediksi konsumsi akan kembali pulih seiring meredanya tekanan tersebut.
Di tengah melemahnya konsumsi secara umum, penjualan barang elektronik dan peralatan rumah tangga justru meningkat.
tipstekno.com melaporkan kenaikan penjualan produk-produk ini sebesar 17 persen secara tahunan, berkat program subsidi tukar tambah dari pemerintah China.
Baca juga: Alibaba dan JD.com Adu Cepat Antar Barang, Siapkan Diskon Besar dan Dana Jumbo
Secara keseluruhan, pendapatan ritel JD.com tumbuh 16,3 persen menjadi 263,85 miliar yuan (sekitar Rp578 triliun) pada kuartal pertama. Capaian ini melampaui prediksi analis FactSet yang memperkirakan 226,84 miliar yuan.
Sementara itu, Tencent melaporkan pendapatan dari unit fintech dan layanan bisnis—yang mencerminkan transaksi konsumen—meningkat 5 persen menjadi 54,9 miliar yuan (sekitar Rp120 triliun).
Pendapatan dari layanan pemasaran digital melonjak 20 persen menjadi 31,9 miliar yuan (sekitar Rp70 triliun), terutama didorong oleh iklan video pendek dan konten di aplikasi WeChat.
Pihak manajemen Tencent menyatakan bahwa iklan yang didukung kecerdasan buatan berhasil meningkatkan rasio klik-tayang (click-through rate/CTR) hingga hampir 3 persen.
Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan CTR iklan banner yang rata-rata hanya 0,1 persen dan iklan feed sekitar 1 persen.
Jumlah pengguna aktif bulanan WeChat, yang dikenal sebagai Weixin di China, untuk pertama kalinya melampaui 1,4 miliar pada kuartal ini.
Aplikasi ini juga berperan sebagai salah satu dari dua sistem pembayaran digital utama di China.
Tencent bahkan telah membentuk unit e-commerce khusus di dalam WeChat karena semakin besarnya operasionalnya.
Banyak penjual online dan kafe memanfaatkan aplikasi mini di WeChat untuk melayani pelanggan mereka.
“Iklan AI meningkatkan efisiensi dan algoritma. Hal ini memungkinkan penargetan yang lebih akurat, meskipun kondisi makro ekonomi kurang ideal,” kata Wang.
“Masih terlalu dini untuk menilai seberapa besar dampaknya dibandingkan iklan konvensional, tetapi kami sudah melihat hasil monetisasi dari iklan berbasis AI,” tambahnya.
tipstekno.com melaporkan pendapatan dari layanan pemasaran tumbuh 15,7 persen menjadi 22,32 miliar yuan (sekitar Rp48,3 triliun). Kenaikan ini didorong oleh penggunaan perangkat AI yang semakin meluas.
Dalam konferensi pendapatan, manajemen JD menyatakan bahwa mereka menggunakan model bahasa besar untuk meningkatkan rasio konversi iklan. AI juga memungkinkan pedagang untuk membuat kampanye iklan yang kompleks hanya dengan instruksi sederhana.
Minat terhadap iklan berbasis AI juga terlihat di YouTube. Pada hari Rabu, YouTube mengumumkan bahwa pengiklan kini dapat menggunakan model AI Gemini dari Google untuk menargetkan pemirsa pada saat mereka paling aktif menonton.
Alibaba menyebutkan pendapatan dari lini pemasaran, yang mereka sebut “manajemen pelanggan,” tumbuh 12 persen menjadi hampir 10 miliar dollar AS (sekitar Rp164 triliun). Pertumbuhan ini sebagian disebabkan oleh peningkatan penggunaan alat pemasaran berbasis AI.
Namun, laba bersih Alibaba hanya sekitar setengah dari perkiraan analis. Hal ini menyebabkan harga saham perusahaan turun hampir 7,6 persen di bursa New York.
China dijadwalkan akan merilis data penjualan ritel April pada Senin pekan depan. Survei Reuters memperkirakan pertumbuhan sebesar 5,5 persen, sedikit menurun dibandingkan 5,9 persen pada bulan Maret.
Survei Morgan Stanley yang dilakukan pada 8–11 April menunjukkan melemahnya kepercayaan konsumen.
Hanya 23 persen responden yang berencana untuk meningkatkan pengeluaran mereka pada kuartal berikutnya. Sebanyak 44 persen mengaku khawatir akan kehilangan pekerjaan, angka tertinggi sejak awal pandemi.
Permintaan domestik juga belum pulih sepenuhnya. Indeks harga konsumen (CPI) pada April turun 0,1 persen secara tahunan, menandai penurunan selama tiga bulan berturut-turut.
Namun, jika tidak memperhitungkan harga pangan dan energi, inflasi inti naik 0,5 persen, sama seperti bulan sebelumnya.
Pasar properti masih lesu dan ekspor terhambat oleh situasi geopolitik. Chen memperkirakan pemerintah China akan mendorong konsumsi untuk mencapai target pertumbuhan sekitar 5 persen tahun ini.
Stimulus akan difokuskan pada sektor makanan dan minuman, layanan kesehatan, pariwisata, olahraga, dan barang tahan lama yang belum mendapatkan subsidi tukar tambah.
Musim promosi berikutnya di China akan dimulai pada 18 Juni. CEO WPIC Marketing + Technologies, Jacob Cooke, memprediksi pertumbuhan penjualan selama periode ini akan tetap kuat.
“Saya pikir angka penjualan 618 akan tetap baik. Kita memang tidak lagi melihat pertumbuhan 30 persen seperti pada 10 tahun pertama festival belanja ini, tetapi pertumbuhannya akan tetap dua digit, meskipun di angka yang lebih rendah,” katanya kepada CNBC.