Home / Technology / Google Peringatkan: Chrome Tanpa Layanan Google Akan Bermasalah

Google Peringatkan: Chrome Tanpa Layanan Google Akan Bermasalah

Tips Tekno – Google menghadapi ancaman penjualan paksa peramban Chrome sebagai bagian dari sanksi atas gugatan monopoli yang diajukan Departemen Kehakiman AS.

Prospek penjualan Chrome telah menarik minat beberapa raksasa teknologi, termasuk OpenAI, Perplexity, dan Yahoo, yang berebut peluang untuk mengakuisisi peramban terpopuler di dunia ini, bahkan sebelum penjualan resmi terjadi.

Namun, Google tegas menolak usulan tersebut, menyatakan bahwa pemisahan Chrome dari ekosistem Google tidak masuk akal secara teknis dan akan berdampak negatif bagi pengalaman pengguna global.

Google berpendapat bahwa hanya mereka yang mampu mengelola Chrome secara optimal. Tanpa dukungan ekosistem yang terintegrasi, layanan Chrome akan terganggu dan kualitasnya menurun.

Baca juga: Google Terancam Kehilangan Chrome, OpenAI Siap Beli

Hal ini disampaikan oleh Parisa Tabriz, General Manager Google Chrome, dalam persidangan yang dipimpin Hakim Amit Mehta.

Tabriz menekankan interdependensi yang kuat antara Chrome dan Google.

Ia menjelaskan bahwa Chrome merupakan hasil kolaborasi selama 17 tahun dan tingkat integrasi yang terjalin antara tim pengembang dan seluruh perusahaan Google tidak dapat ditiru.

Sebagai contoh, fitur keamanan seperti safe browsing dan peringatan kata sandi yang bocor, hanya dapat berfungsi optimal berkat infrastruktur Google.

Chrome menggunakan Chromium sebagai mesin intinya.

Meskipun Chromium bersifat open-source dan digunakan oleh peramban lain seperti Microsoft Edge, Opera, dan Samsung Internet, Chrome tetap memiliki fitur eksklusif, termasuk pembaruan otomatis, DRM Widevine, dan sinkronisasi data.

Tabriz menambahkan bahwa lebih dari 90 persen kode Chromium berasal dari Google, sehingga kontribusi pihak lain dianggap tidak signifikan. Oleh karena itu, memisahkan Chrome dari Google akan merugikan pengguna internet secara luas.

Minat OpenAI, Perplexity, dan Yahoo untuk membeli Chrome

Sebelumnya, Nick Turley (Kepala ChatGPT di OpenAI), Dmitry Shevelenko (Chief Business Officer Perplexity), dan Brian Provost (General Manager Yahoo Search) memberikan kesaksian dalam persidangan terpisah terkait gugatan antitrust Google.

Ketiganya mewakili pihak penggugat (Departemen Kehakiman AS).

Mereka bersaksi tentang bagaimana dominasi Google di pasar pencarian online melalui Chrome menghambat pertumbuhan dan inovasi pesaing seperti OpenAI, Perplexity, dan Yahoo.

Kesempatan ini dimanfaatkan OpenAI, Perplexity, dan Yahoo untuk menyatakan minat mereka dalam mengakuisisi Chrome jika Google diwajibkan menjualnya.

Nick Turley menyatakan bahwa dengan memiliki Chrome, OpenAI dapat menawarkan pengalaman peramban berbasis AI yang revolusioner.

Perplexity juga tertarik, namun lebih memilih Chrome tetap berada di bawah manajemen Google daripada diakuisisi oleh pihak lain, seperti OpenAI, karena kekhawatiran akan perubahan model open source Chromium atau penurunan kualitas layanan.

Baca juga: Chrome Terancam Pisah dari Google, Jadi Rebutan Perplexity hingga Yahoo

Putusan sanksi final Agustus 2025

Sidang ini merupakan kelanjutan dari gugatan Departemen Kehakiman AS yang menuduh Google melakukan praktik antikompetitif untuk mempertahankan dominasinya di pasar mesin pencari.

Bukti utama meliputi dugaan pembayaran 20 miliar dollar AS (sekitar Rp 320 triliun) kepada Apple pada 2022 agar Google tetap menjadi mesin pencari default di Safari.

Hakim Mehta telah memutuskan Google terbukti sebagai monopolis dan memanfaatkan kekuasaannya untuk menyingkirkan pesaing.

Salah satu sanksi yang dipertimbangkan adalah membatasi kerja sama eksklusif Google dan memisahkan aset penting seperti Chrome, Play Store, atau Android dari Google Search.

Keputusan final akan diumumkan pada Agustus 2025, seperti dilaporkan KompasTekno dari TechSpot pada Rabu (30/4/2025).

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *