Tips Tekno JAKARTA — Qualcomm, raksasa pembuat chip seluler, memproyeksikan pendapatan kuartal III/2025 di bawah ekspektasi. Perang dagang era Presiden AS Donald Trump dan inisiatif Apple untuk mengembangkan chip internal menjadi faktor penyebab utama.
Akash Palkhivala, Chief Financial Officer Qualcomm, menjelaskan kepada para analis pasca-pengumuman kinerja perusahaan bahwa proyeksi kuartal ketiga telah memperhitungkan dampak tarif yang berlaku saat ini.
Namun, beliau juga menyoroti dinamika situasi perdagangan AS-China yang berpotensi berubah cepat.
: Produsen Chip Intel Tertekan, Qualcomm Ancang-Ancang Akuisisi
Dikutip dari Reuters, Kamis (1/5/2025), Palkhivala menyatakan, “Dampak langsung yang signifikan belum kami lihat—ada dampak [kebijakan tarif] langsung yang lebih kecil dan beberapa perubahan kecil dalam permintaan, (Sulit) bagi kami untuk memprediksinya.”
Prediksi pendapatan kuartal ketiga Qualcomm berada sedikit di bawah perkiraan Wall Street, seiring dengan antisipasi penurunan permintaan chip smartphone.
: : Qualcomm Dikabarkan PHK Ratusan Pekerja di AS, Berdampak pada 16 Fasilitas
Faktor lain yang turut memengaruhi adalah langkah Apple, pelanggan terbesar Qualcomm, yang kini memproduksi chip modem sendiri.
Para analis memperkirakan Apple akan mengurangi pembelian modem dari Qualcomm seiring penggunaan chip buatan sendiri dalam produk-produknya.
: : Qualcomm Snapdragon 4s Gen 2 Permudah Akses 5G, Tertanam di Smartphone Xiaomi
Saham Qualcomm, yang telah merosot lebih dari 3% sepanjang tahun, kembali turun 6% setelah penutupan pasar.
Kecemasan investor terhadap ketidakstabilan perdagangan global menjadi penyebab utama penurunan tersebut.
Meskipun chip Qualcomm saat ini dikecualikan dari tarif tinggi yang diterapkan Trump, perlambatan ekonomi global berpotensi menekan permintaan.
Dalam laporan sekuritas Rabu lalu, Qualcomm menyatakan ketidakpastian dampak tarif dan “tindakan terkait” lainnya terhadap bisnis perusahaan.
Kinngai Chan dari Summit Insights Group berpendapat bahwa “ketidakpastian tarif akan berdampak pada prospek pendapatan Qualcomm, mengingat keterpaparan perusahaan pada pasar smartphone, IoT konsumen, dan otomotif.”
Untuk kuartal fiskal ini, perusahaan yang berbasis di San Diego memproyeksikan penjualan sekitar $10,3 miliar (titik tengah), lebih rendah dari perkiraan rata-rata analis sebesar $10,35 miliar (data LSEG).
Qualcomm (QCOM.O) merupakan pemasok chip modem terbesar dunia yang menghubungkan smartphone ke jaringan data nirkabel.