Bill Gates berpendapat bahwa dampak kecerdasan buatan (AI) meluas jauh melampaui sektor manufaktur, bahkan mempengaruhi profesi-profesi vital seperti kedokteran dan kependidikan.
Ia melihat AI sebagai solusi potensial untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja yang kronis di bidang pendidikan dan kesehatan, terutama di daerah terpencil. Kedua sektor ini selama ini mengalami defisit tenaga kerja yang signifikan.
“Kita selalu kekurangan dokter, guru, dan pekerja pabrik. Kekurangan itu akan menjadi sejarah (berkat AI),” tegasnya dalam podcast People by WTF, seperti dikutip kumparan, Senin (28/4). “AI akan menyediakan kecerdasan medis yang melimpah, mengakhiri kelangkaan tersebut.”
Pendapat serupa pernah disampaikan pendiri Microsoft ini dalam wawancara di The Tonight Show bersama Jimmy Fallon pada Februari 2025.
Gates menyoroti permasalahan kekurangan dokter yang dialami berbagai negara, termasuk India, Afrika, dan Amerika Serikat. Sebuah laporan dari Association of American Medical Colleges tahun lalu memprediksi kekurangan hingga 86.000 dokter spesialis dan umum di AS pada 2036.
Situasi serupa juga terjadi di sektor pendidikan. Data pemerintah AS tahun 2023 menunjukkan bahwa 86 persen sekolah negeri K-12 (SD, SMP, dan SMA) mengalami kesulitan dalam merekrut guru.
Penerapan AI dalam pendidikan dan kesehatan telah dimulai. Alat bantu tutor berbasis AI untuk matematika dan membaca telah hadir, sementara perusahaan seperti Suki, Zephyr AI, dan Tennr membantu dokter dalam pengambilan keputusan klinis yang lebih cepat dan akurat.
Gates membayangkan masa depan di mana AI menangani tugas-tugas rutin, membebaskan manusia untuk mengejar pekerjaan yang lebih kreatif dan meningkatkan keseimbangan kehidupan kerja. Ia bahkan berharap dapat mengurangi standar 40 jam kerja per minggu.
“Beberapa tahun mendatang, AI akan merevolusi banyak hal sehingga model kapitalisme murni mungkin tak lagi relevan. Baik pekerja kerah putih maupun biru, robot akan mampu melakukan tugas fisik yang selama ini dilakukan manusia,” kata Gates. “Kita akan menciptakan, kecerdasan otonom.”
Namun, optimisme Gates tidak sepenuhnya dibagi. Laporan PBB terbaru memperingatkan potensi AI untuk memengaruhi 40% pekerjaan global, berisiko memperlebar kesenjangan dan memperburuk bias rasial dan gender dalam perekrutan dan layanan kesehatan.
Gates menekankan pentingnya adaptasi manusia dalam era baru ini. Keterampilan seperti berpikir kritis, kecerdasan emosional, dan kreativitas akan semakin krusial, karena hal-hal inilah yang masih sulit ditiru oleh AI dan mesin.