Tips Tekno – Bill Gates, pendiri Microsoft dan filantropis terkemuka, kembali berbagi pandangannya tentang masa depan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan dampaknya pada kehidupan manusia.
Dalam podcast People by WTF, Gates optimistis bahwa AI berpotensi besar mengatasi kekurangan tenaga kerja di berbagai sektor krusial.
Ia memproyeksikan revolusi terbesar akan terjadi di bidang kedokteran. AI berpotensi mengisi peran tenaga medis, seperti dokter, khususnya di daerah yang kekurangan akses layanan kesehatan.
Gates menekankan pentingnya peran AI ini karena banyak negara berkembang, termasuk India dan Afrika, masih menghadapi tantangan serius dalam hal akses perawatan kesehatan yang memadai.
Baca juga: Ini Rencana Trump yang Bikin Bill Gates Geram dan Beri Peringatan
Dengan kemajuan pesat AI saat ini, Gates yakin teknologi ini dapat menjadi solusi signifikan untuk mengatasi krisis tenaga medis di negara-negara tersebut.
“AI akan menyediakan kecerdasan medis (medical IQ), dan kekurangan tenaga kerja akan menjadi masa lalu,” ujar Gates, seperti dikutip KompasTekno dari Techspot, Rabu (30/4/2025).
Namun, permasalahan kekurangan tenaga medis bukan hanya monopoli negara berkembang. Amerika Serikat, sebagai negara maju, juga diprediksi akan menghadapi tantangan serupa dalam beberapa tahun mendatang.
Laporan dari Association of American Medical Colleges memperkirakan kekurangan tenaga medis di AS mencapai 86.000 pada tahun 2036, meliputi dokter umum dan spesialis.
Menanggapi hal ini, sejumlah startup AI seperti Suki, Zephyr AI, dan Tennr, telah mengumpulkan miliaran dolar AS untuk mengembangkan teknologi AI yang dapat membantu mengatasi kekurangan tenaga medis tersebut.
AI ini akan berfungsi sebagai asisten digital bagi dokter, meningkatkan efisiensi kerja mereka dengan berbagai tugas seperti pencatatan rekam medis, penagihan, peningkatan akurasi diagnostik, dan identifikasi pasien untuk perawatan.
Perusahaan konsultan McKinsey memperkirakan pemanfaatan AI generatif di sektor kesehatan dan farmasi dapat meningkatkan produktivitas hingga 370 miliar dolar AS.
Baca juga: Bill Gates, Zuckerberg, Sundar Pichai Kondangan Bareng ke Anak Crazy Rich India
Masalah serupa melanda sektor lain
Prediksi Gates tidak hanya terbatas pada sektor kesehatan. Ia juga menyoroti krisis tenaga kerja di bidang lain.
Salah satunya adalah pendidikan. Banyak sekolah negeri di Amerika Serikat kesulitan merekrut guru untuk tahun ajaran 2023-2024.
Data federal menunjukkan bahwa sekitar 86 persen sekolah K-12 di AS mengalami kesulitan perekrutan pada tahun 2023, dengan 45 persen di antaranya kekurangan staf pengajar.
Pandangan Gates meluas pada dampak AI terhadap dunia kerja secara keseluruhan. Ia berpendapat bahwa AI tidak hanya akan menggantikan pekerjaan yang membutuhkan kemampuan kognitif, tetapi juga pekerjaan fisik.
Gates memprediksi banyak pekerjaan manusia, seperti buruh pabrik, pekerja konstruksi, dan staf perhotelan (hospitality), berpotensi digantikan oleh AI dan robot.
AI dan robot siap mengambil alih tugas fisik
Prediksi Gates semakin relevan dengan investasi besar raksasa teknologi seperti Nvidia dalam pengembangan robot humanoid.
Baca juga: Keputusan Kontroversial Trump yang Bikin Bill Gates Geram
Robot humanoid ini dirancang untuk melakukan berbagai tugas fisik, seperti pengambilan barang di gudang dan pembersihan lantai.
Tujuan utama pengembangan robot ini adalah pengurangan biaya tenaga kerja dan peningkatan efisiensi perusahaan.
Gates optimistis bahwa penerapan teknologi ini di masa depan dapat memungkinkan pekerja untuk menikmati waktu kerja yang lebih singkat atau bahkan pensiun lebih awal.
“Anda bisa pensiun lebih awal, bekerja dalam minggu yang lebih pendek. Ini membutuhkan perubahan filosofis dalam memandang pemanfaatan waktu,” jelasnya.