tipstekno.com JAKARTA — Laporan terbaru UNESCO menggarisbawahi perkembangan pesat kecerdasan buatan (AI) dan dampaknya yang signifikan terhadap berbagai sektor, termasuk pendidikan. Laporan tersebut menyoroti potensi besar AI dalam pendidikan, sekaligus menekankan perlunya antisipasi terhadap tantangan dan risiko yang menyertainya.
UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization), organisasi internasional di bawah PBB, berfokus pada pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya, dan komunikasi untuk membangun perdamaian dan kesetaraan global.
Berdasarkan laporan UNESCO pada Minggu (18/5/2025), AI akan merevolusi dunia pendidikan secara mendasar. Pengaruhnya akan terasa di berbagai aspek, mulai dari metode pengajaran dan pembelajaran hingga aksesibilitas pengetahuan dan pelatihan guru.
: 5 Praktik Kecerdasan Buatan (AI) di Dunia dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan
AI berpotensi mempercepat pencapaian tujuan pendidikan global dengan mengatasi kendala akses belajar, mengotomasi manajemen pendidikan, dan mengoptimalkan metode pembelajaran untuk hasil yang lebih baik.
Namun, kemajuan pesat AI juga menghadirkan tantangan, seperti ketimpangan akses, isu etika, dan transparansi yang perlu dikelola dengan cermat.
: : Kecerdasan Buatan (AI) Gantikan Peran Startup Edukasi, 248 Karyawan Kena PHK
UNESCO mendorong pemanfaatan AI yang bertanggung jawab untuk meningkatkan kesejahteraan, mengurangi kesenjangan, dan mendorong globalisasi yang adil dan inklusif.
Berikut 4 isu utama AI berdasarkan catatan UNESCO:
1. Penggunaan AI yang Inklusif dan Berkeadilan
: : Begini Cara Kecerdasan Buatan Pangkas Biaya Logistik
AI diharapkan dapat memberikan akses pendidikan berkualitas kepada kelompok rentan melalui solusi-solusi yang terbukti efektif. Namun, biaya akses layanan AI yang bervariasi, dengan layanan premium yang lebih mahal dan layanan gratis yang terbatas, perlu diperhatikan.
2. Pemanfaatan AI untuk Meningkatkan Pembelajaran
UNESCO menilai AI dapat meningkatkan efisiensi sistem manajemen pendidikan, memberikan pembelajaran yang personal, dan mendukung guru dalam menghadapi tantangan pendidikan kontemporer, termasuk kendala geografis.
3. Pengembangan Keterampilan di Era AI
UNESCO mendorong pemangku kepentingan di tingkat lokal, regional, dan internasional untuk membekali siswa dan tenaga kerja dengan keterampilan yang relevan di era AI. Teknologi mobile berbasis AI dianggap sebagai alat penting untuk inovasi dan pengembangan keterampilan, mengingat perlunya peningkatan sumber daya manusia yang terampil untuk memaksimalkan manfaatnya.
4. Transparansi dan Akuntabilitas Data Pendidikan
UNESCO menekankan pentingnya mitigasi risiko AI melalui kebijakan berbasis bukti, penggunaan algoritma yang transparan dan dapat diaudit, serta perlindungan data pendidikan.
Kesimpulannya, AI menawarkan peluang besar untuk kemajuan pendidikan, tetapi perlu kehati-hatian dalam penerapan dan regulasinya. UNESCO mengajak semua pemangku kepentingan untuk memastikan AI menjadi kekuatan positif yang inklusif, transparan, dan beretika demi tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan dalam pendidikan.
RAM AI Indonesia – UNESCO
Pada Mei 2024, Ketua Umum KORIKA Prof. Hammam Riza bersama Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria meluncurkan AI Readiness Assessment Methodology (RAM AI) yang diinisiasi oleh UNESCO.
RAM AI di Indonesia bertujuan mengembangkan kerangka tata kelola AI yang komprehensif untuk memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok AI global.
Banyak negara sedang mengembangkan kebijakan AI di tingkat multilateral, regional, dan nasional. Di tingkat regional, Eropa telah mengadopsi Regulasi AI UE dan Konvensi Kerangka Kerja Eropa tentang Kecerdasan Buatan. NATO juga telah mengadopsi Strategi AI, sementara ASEAN telah mengesahkan Panduan ASEAN tentang Tata Kelola dan Etika AI.