Home / Technology / Huawei Kembangkan Chip AI Canggih, Penantang Serius Nvidia H100

Huawei Kembangkan Chip AI Canggih, Penantang Serius Nvidia H100

Tips Tekno JAKARTA — Kabar terbaru dari dunia teknologi, Huawei, perusahaan teknologi terkemuka asal Tiongkok, dikabarkan tengah serius berupaya untuk menantang posisi dominan Nvidia di ranah semikonduktor, khususnya yang diperuntukkan bagi pengembangan kecerdasan buatan (AI).

Menurut laporan dari Techcrunch, Huawei saat ini sedang dalam tahap pengembangan chip AI tercanggihnya, yang diberi nama kode Ascend 910D. Chip ini diharapkan dapat menjadi pesaing serius bagi produk-produk Nvidia.

Lebih lanjut, Wall Street Journal, mengutip sumber-sumber internal yang kredibel, melaporkan bahwa Huawei telah mencapai kemajuan yang cukup signifikan dalam proses pengembangan GPU AI Ascend 910D ini. Selain itu, Huawei juga dilaporkan telah menjalin komunikasi intensif dengan berbagai perusahaan di China dengan tujuan menjadikan mereka sebagai mitra pengujian untuk chip inovatif tersebut.

: Smartphone Triple Foldable Huawei Buka Era Baru Teknologi Mobile

“Huawei memiliki ambisi besar untuk memastikan bahwa chip terbarunya ini mampu bersaing ketat dengan seri H100 dari Nvidia, yang saat ini sangat diminati dan banyak digunakan untuk melatih berbagai model AI,” tulis Techcruch, pada hari Selasa (29/4/2025).

Pengembangan chip AI yang mutakhir ini terjadi hanya beberapa minggu setelah pemerintah Amerika Serikat memberlakukan serangkaian pembatasan lebih lanjut terkait ekspor chip AI tertentu ke wilayah China. Jika Huawei berhasil mengembangkan dan memproduksi Ascend 910D dengan tingkat performa yang kompetitif, hal ini berpotensi besar untuk mengisi kekosongan yang ada di pasar AI China, yang muncul sebagai dampak dari kontrol ekspor chip yang semakin diperketat oleh AS.

: : Strategi Huawei di Balik Inovasi Smartphone Lipat Terbaru

Langkah strategis yang diambil oleh Huawei ini dipandang sebagai bagian integral dari upaya berkelanjutan Tiongkok untuk mencapai kemandirian teknologi di sektor-sektor vital, termasuk salah satunya adalah AI. Ketergantungan yang besar pada chip impor, terutama yang berasal dari perusahaan-perusahaan seperti Nvidia, menjadi sumber kekhawatiran utama, terutama mengingat adanya tensi geopolitik yang meningkat dan pembatasan perdagangan yang semakin ketat.

Hingga saat berita ini dipublikasikan, tim TechCrunch telah menghubungi perwakilan dari Huawei untuk meminta komentar resmi terkait perkembangan ini. Informasi lebih lanjut akan ditambahkan jika ada respons yang diberikan.

: : Telkomsel dan Huawei Raih GTI Awards 2025 atas Inovasi Hyper 5G

Sebelumnya, Nvidia memperkirakan akan mengalami penurunan pendapatan yang cukup signifikan, mencapai sekitar US$5,5 miliar atau setara dengan Rp92,4 triliun, setelah pemerintah Amerika Serikat mengumumkan bahwa perusahaan chip tersebut kini diwajibkan untuk memiliki lisensi khusus untuk menjual chip H20 ke pasar China.

Dalam dokumen pengajuan peraturan, Nvidia menjelaskan bahwa pembatasan baru ini akan berlaku untuk jangka waktu yang tidak terbatas.

Pemerintah AS menegaskan bahwa kontrol tersebut diberlakukan karena adanya kekhawatiran serius bahwa chip H20 berpotensi digunakan atau dialihkan ke fasilitas superkomputer di China.

Situasi ini dikhawatirkan akan semakin memperketat hambatan ekspor, terutama di tengah persaingan yang semakin intens dalam pengembangan kecerdasan buatan secara global.

Kekhawatiran ini semakin diperburuk oleh kemunculan DeepSeek, sebuah chatbot AI inovatif yang berasal dari China dan dirilis pada bulan Januari lalu. DeepSeek dianggap sebagai contoh nyata bagaimana China dapat memanfaatkan teknologi chip canggih untuk meningkatkan kemampuan AI mereka secara signifikan.

Chip H20 sendiri pada awalnya dirancang oleh Nvidia dengan tujuan untuk mematuhi peraturan ekspor yang sebelumnya diberlakukan oleh pemerintahan Biden, setelah adanya larangan penjualan GPU AI kelas atas ke China. Meskipun dirancang dengan spesifikasi yang lebih rendah, chip tersebut kini juga terkena dampak dari pembatasan baru.

Sebagai akibat dari kebijakan ini, pada penutupan perdagangan hari sebelumnya, saham Nvidia mengalami penurunan yang cukup signifikan, lebih dari 5%. Hal serupa juga dialami oleh AMD, pesaing utama Nvidia, yang juga mengalami penurunan sekitar 5,9% setelah pasar ditutup.

Efek domino juga terasa di pasar Asia, di mana saham perusahaan pengujian chip asal Jepang, Advantest, anjlok sebesar 6,6%, Disco Corp. turun 8%, dan raksasa semikonduktor Taiwan, TSMC, mengalami penurunan sebesar 2,5%.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *