Oleh: Ricki Sastra, Dosen Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI)
tipstekno.com – JAKARTA — Penggunaan sistem face recognition atau pengenalan wajah semakin meluas di dunia pendidikan, seiring perkembangan teknologi yang pesat. Sistem ini menawarkan kemudahan dalam hal absensi, pencegahan kecurangan, dan peningkatan efisiensi administrasi.
Akan tetapi, kemudahan ini juga menimbulkan kekhawatiran serius tentang keamanan dan privasi data siswa dan mahasiswa. Data biometrik yang sensitif, jika tidak dikelola dan diproteksi dengan ketat, berpotensi menimbulkan risiko kebocoran informasi yang signifikan.
Sebagai dosen di Kampus Digital Kreatif Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI), saya mengamati antusiasme mahasiswa terhadap teknologi digital yang tinggi, beriringan dengan meningkatnya keprihatinan mereka terhadap perlindungan data pribadi.
Di UBSI, kami mendorong mahasiswa tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pengembang solusi teknologi yang aman dan bertanggung jawab secara etis. Hal ini diwujudkan melalui beberapa program studi, di antaranya:
Sistem Informasi dan Teknologi Informasi, yang membekali mahasiswa dengan kemampuan membangun sistem digital yang berlandaskan etika dan kebutuhan pengguna.
Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), yang fokus pada pengembangan aplikasi berbasis kecerdasan buatan (AI) dengan prioritas utama keamanan data.
Ilmu Komputer dan Informatika, yang memberikan pemahaman komprehensif mengenai machine learning, AI, dan cybersecurity.
Kurikulum UBSI yang berbasis industri 4.0 memadukan teori dan praktik, termasuk proyek pengembangan sistem keamanan berbasis pengenalan wajah yang mengedepankan etika dan tanggung jawab.
Penggunaan teknologi face recognition memang tak terelakkan. Namun, sebagai akademisi dan warga digital yang peka terhadap hak privasi, kita wajib mengawal implementasinya. Teknologi ini seharusnya bukan alat pengawasan yang menimbulkan rasa takut, melainkan sarana untuk membangun kepercayaan antara institusi dan peserta didik.
Cita-cita kita adalah mencetak generasi muda – khususnya lulusan UBSI – yang tidak hanya ahli dalam menciptakan teknologi canggih, tetapi juga berkomitmen teguh pada etika dalam setiap inovasi yang mereka ciptakan.