Raksasa teknologi seperti Facebook, Google, dan iPhone menghadapi ancaman kepunahan di tengah pesatnya perkembangan teknologi baru yang diprediksi akan menggantikan peran mereka.
Para petinggi Meta dan Google mengungkapkan kekhawatiran ini saat membela diri dalam persidangan antimonopoli di Amerika Serikat.
Selama dua dekade, Apple, Google, dan Meta telah membentuk lanskap internet modern. Namun, mereka kini berjuang mempertahankan relevansi di tengah perubahan teknologi yang begitu cepat.
Google mendominasi di akhir 1990-an dan awal 2000-an berkat algoritma pencarian yang relevan. Namun, kemunculan kecerdasan buatan (AI) mulai menggeser dominasi Google.
Eddy Cue, Wakil Presiden Senior Apple, menyatakan penurunan kueri pencarian Google di perangkat Apple untuk pertama kalinya. Hal ini terungkap dalam persidangan Departemen Kehakiman AS terhadap Google, seperti dilansir CNN News pada Jumat (16/5).
Ancaman bagi Facebook, Google, dan iPhone
Meta, induk Facebook, berperan besar dalam mengubah media sosial menjadi platform interaktif dengan fitur suka, komentar, dan lainnya yang membuat pengguna betah.
Kedua tren ini berkembang pesat berkat smartphone, khususnya setelah peluncuran iPhone pertama oleh Apple pada 2007, yang memungkinkan akses internet kapan saja dan di mana saja.
Kesuksesan ini menghasilkan valuasi fantastis bagi Apple, Google, dan Meta. Namun, dalam kesaksian terbaru, para eksekutif mengakui penurunan minat pengguna pada beberapa fitur andalan Facebook dan Google.
Penurunan ini diduga disebabkan pergeseran pengguna ke chatbot berbasis AI sebagai pengganti mesin pencari tradisional.
Mark Zuckerberg, CEO Meta, juga mengungkapkan penurunan aktivitas pengguna Facebook dalam menambahkan teman dan berbagi konten. Pengguna kini lebih banyak berinteraksi melalui pesan langsung dan menonton video pendek seperti Instagram Reels.
Data Pew Research Center menunjukkan penurunan drastis penggunaan Facebook di kalangan remaja Amerika Serikat, dari 71 persen pada 2014-2015 menjadi hanya 32 persen pada 2023. Sebaliknya, Instagram dan TikTok mengalami peningkatan signifikan.
Bahkan iPhone juga diprediksi kehilangan daya tariknya. Eddy Cue memperkirakan masyarakat mungkin tak lagi membutuhkan iPhone dalam 10 tahun ke depan.
Kacamata Pintar sebagai Pengganti?
Apple dan raksasa teknologi lainnya terus berinovasi untuk menciptakan perangkat pengganti teknologi yang dianggap usang.
Mereka melihat potensi besar pada kacamata pintar berbasis AI. Perangkat ini dirancang untuk membantu pengguna menyelesaikan tugas tanpa harus menyentuh ponsel, cukup dengan menganalisis lingkungan sekitar.
Meta, Google, dan Samsung telah berinvestasi dalam pengembangan teknologi ini. Mark Zuckerberg yakin interaksi digital masa depan akan melalui kacamata pintar dan hologram, menggantikan layar ponsel. Amazon juga mempertimbangkan kacamata Alexa dengan kamera, mirip produk Meta.
Apple memiliki visi serupa. Vision Pro, perangkat realitas campuran seharga US$3.500, meskipun masih niche, merupakan langkah awal menuju perangkat seperti kacamata pintar.