Home / Finance / Waspada! Kenali Ciri-Ciri Call Center Penipu Sebelum Tertipu

Waspada! Kenali Ciri-Ciri Call Center Penipu Sebelum Tertipu

tipstekno.com – , Jakarta – Penipuan phishing, yang bertujuan mencuri data akun keuangan, masih menjadi ancaman nyata di era digital saat ini. Modus kejahatan siber ini semakin canggih, seringkali memanfaatkan tautan atau aplikasi scam. Namun, metode konvensional seperti layanan pelanggan (CS) palsu juga tetap marak.

Sampai 9 Februari 2025, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat 42.257 laporan penipuan transaksi keuangan melalui Indonesia Anti-Scam Centre (IASC). Total kerugian korban mencapai Rp 700,2 miliar, belum termasuk Rp 106,8 miliar dana korban yang telah diblokir.

Menurut Indonesia Anti-Phishing Data Exchange (IDADX), phishing umumnya dilakukan dengan dua skema: technical subterfuge dan social engineering. Technical subterfuge, yang kini umum digunakan, melibatkan penanaman malware melalui situs scam untuk mencuri informasi korban.

Sementara social engineering menargetkan korban yang kurang waspada, memanipulasi mereka agar percaya berinteraksi dengan pihak terpercaya, misalnya melalui telepon atau email. Pelaku seringkali menyamar sebagai petugas layanan pelanggan (CS) palsu.

Mungkin Anda, keluarga, teman, atau kolega pernah mengalami panggilan dari nomor tak dikenal yang mengaku sebagai CS bank. Mereka sering menawarkan promo sebagai kedok penipuan.

Bagi mereka yang kurang memahami kejahatan phishing, rayuan pelaku yang meyakinkan bisa membuat mereka tertipu. Selanjutnya, dengan dalih administrasi, pelaku meminta informasi pribadi seperti kata sandi rekening dan OTP (One-Time Password).

Akibatnya? Dengan akses ke kata sandi dan OTP, pelaku dapat menguras saldo rekening korban. Meskipun risiko ini lebih rendah bagi pengguna teknologi yang melek digital, individu yang kurang familiar dengan teknologi tetap rentan.

Lalu, bagaimana mengenali CS palsu? Berikut beberapa tanda-tanda panggilan dari CS palsu, dirangkum dari Times Of India:

1. Panggilan dari nomor yang tidak dikenal

Panggilan tak terduga dari nomor asing, terutama yang mengaku dari organisasi atau lembaga resmi, patut dicurigai.

2. Taktik tekanan tinggi

Penipu sering menggunakan bahasa agresif atau memaksa untuk mendapatkan informasi sensitif atau pembayaran cepat.

3. Meminta informasi pribadi

Lembaga resmi tak akan meminta informasi sensitif seperti nomor jaminan sosial, detail rekening bank, atau kata sandi melalui telepon. Waspadalah terhadap permintaan informasi pribadi melalui telepon.

4. Ancaman atau intimidasi

Penipu mungkin mengancam dengan tindakan hukum, penangkapan, atau konsekuensi lain jika korban tak memenuhi tuntutan mereka. Lembaga resmi tidak menggunakan intimidasi.

5. Klaim masalah keuangan yang mendesak

Penipu menciptakan rasa urgensi dengan mengklaim korban memiliki utang yang harus segera dibayar untuk menghindari penalti.

6. Penawaran hadiah yang tidak realistis

Waspadalah terhadap penawaran hadiah berlebihan sebagai imbalan atas informasi pribadi atau pembayaran. Jika terdengar terlalu bagus, kemungkinan besar palsu.

7. Permintaan akses jarak jauh ke perangkat

Penipu dapat meminta akses jarak jauh ke komputer atau ponsel dengan alasan dukungan teknis. Jangan pernah memberikan akses kepada orang asing.

8. Pemalsuan ID penelepon

Penipu dapat memalsukan ID penelepon agar tampak berasal dari sumber resmi. Verifikasi identitas penelepon melalui cara lain.

9. Metode pembayaran yang tidak biasa

Hati-hati terhadap permintaan pembayaran melalui metode tidak konvensional seperti transfer kawat, kartu debit prabayar, atau mata uang kripto, karena sering digunakan penipu karena sifatnya yang anonim.

10. Keterampilan bahasa atau konsistensi ucapan yang buruk

Perhatikan ketidakkonsistenan atau kesalahan dalam ucapan penelepon. Ketidakkonsistenan sering terjadi karena informasi yang disampaikan adalah kebohongan.

11. Penolakan untuk memberikan informasi

CS resmi seharusnya dapat memberikan informasi detail tentang organisasinya, termasuk kontak dan situs web resmi. Penolakan untuk memberikan informasi ini mencurigakan.

12. Permintaan kode rahasia atau PIN

Jangan pernah membagikan kode rahasia, PIN, atau nomor verifikasi kepada penelepon tak dikenal.

13. Mendesak untuk melakukan pembayaran segera

Penipu sering menuntut pembayaran segera untuk menyelesaikan masalah fiktif atau keadaan darurat. Verifikasi keabsahan panggilan sebelum membayar.

14. Klaim dana atau warisan

Waspadalah terhadap klaim bahwa Anda berhak atas dana tidak diklaim atau warisan dari kerabat yang tidak dikenal. Ini sering digunakan untuk menipu korban.

15. Latar belakang panggilan yang bising

Perhatikan kebisingan latar belakang panggilan. Penipu mungkin beroperasi dari pusat panggilan yang ramai atau menggunakan pesan rekaman.

16. Mengaku sebagai pejabat pemerintah

Penipu dapat menyamar sebagai pejabat pemerintah untuk mengintimidasi korban. Verifikasi identitas penelepon melalui saluran resmi.

17. Permintaan biaya di muka

Hati-hati terhadap permintaan biaya atau pembayaran di muka untuk layanan atau barang yang belum diterima.

18. Pola panggilan tidak normal

Beberapa panggilan dari nomor berbeda dengan permintaan serupa mungkin merupakan upaya phishing terkoordinasi.

19. Klaim aktivitas akun

Penipu mungkin mengklaim aktivitas mencurigakan di akun korban atau akun korban telah dibobol. Verifikasi klaim ini secara independen.

20. Minim informasi yang dapat diverifikasi

Organisasi resmi dapat memberikan informasi yang dapat diverifikasi, seperti nomor akun atau detail transaksi. Bersikaplah skeptis terhadap penelepon yang tidak dapat memberikan informasi ini.

Dengan kewaspadaan dan mengenali tanda-tanda ini, Anda dapat melindungi diri dari penipuan melalui telepon. Laporkan dugaan penipuan ke pihak berwenang dan lindungi informasi pribadi dan keuangan Anda.

Pilihan Editor: Cara Hemat Data saat Telepon dan Video Call WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *