Home / Technology / Xiaomi SU7 Ultra: Software Hemat Daya Dirilis, Tapi Pengguna Protes!

Xiaomi SU7 Ultra: Software Hemat Daya Dirilis, Tapi Pengguna Protes!

OTODRIVER – Xiaomi membatalkan pembaruan perangkat lunak untuk sedan listrik andalannya, SU7 Ultra, menyusul protes keras dari konsumen. Pembaruan tersebut bertujuan untuk mengurangi tenaga maksimum kendaraan.

Seperti dilaporkan Carnewschina.com (3/5), kontroversi bermula dari rilis pembaruan perangkat lunak versi 1.7.0 untuk SU7 Ultra. 

Pembaruan ini membatasi tenaga maksimum mobil dari 1.548 hp menjadi sekitar 900 hp dalam kondisi berkendara normal. Untuk mengakses tenaga penuh 1.548 hp, pemilik harus membuktikan kemampuan mengemudi mereka dengan mencatat waktu putaran tertentu di sirkuit resmi melalui fitur “Qualifying Mode Laptime Assessment”.

Selain itu, pembaruan juga menambahkan waktu tunda 60 detik sebelum launch control aktif, secara efektif mencegah akselerasi instan penuh di lampu merah.

Juru bicara Xiaomi Auto berdalih pembatasan ini demi keselamatan. Mereka menjelaskan tenaga penuh SU7 Ultra hanya sesuai untuk lintasan balap dengan kondisi ban dan pengemudi yang optimal.

“Tenaga 1.548 hp memang dirancang untuk penggunaan di lintasan balap, dengan persiapan dan kondisi yang memadai,” jelas perwakilan Xiaomi menanggapi keluhan pelanggan. 

“Kami ingin memastikan pemilik dapat menikmati performa ini dengan aman,” imbuh pernyataan tersebut.

Namun, langkah ini memancing reaksi negatif dari para penggemar otomotif. Banyak yang membeli SU7 Ultra karena akselerasi dan tenaga yang dijanjikan.

Forum-forum otomotif dan media sosial di Tiongkok dibanjiri perdebatan. Pemilik mobil terpecah antara yang merasa berhak atas performa penuh dan yang mendukung langkah Xiaomi demi keamanan.

Tekanan publik memaksa Xiaomi menarik kembali pembatasan performa. Perusahaan mengakui perlunya komunikasi yang lebih transparan terkait pembaruan perangkat lunak selanjutnya. “Kami menghargai masukan dari komunitas dan akan memastikan transparansi yang lebih baik ke depannya,” kata perwakilan Xiaomi.

Kejadian ini menyoroti tantangan baru bagi produsen mobil di era kendaraan berbasis perangkat lunak. Kebijakan pembatasan performa, fitur keselamatan, dan pembaruan over-the-air menjadi isu sensitif antara pabrikan dan konsumen, terutama bagi mereka yang mengutamakan performa tanpa kompromi. (AW).

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *